Wednesday, May 4, 2016

CARA BERFIKIR

CARA BERFIKIR.

Kadang2 saya merasa hairan bila ada sejumlah orang yang bersikap rasional dan kritis saat berkecimpung dalam bidang sains spt ilmu fizik, kimia, biologi atau astronomi. Tetapi ketika berhadapan dengan agama, sikap rasionalnya itu terus terhenti.
Dia yang biasanya bersikap  ilmiah dan rasional, mendadak menjadi orang yang dogmatis. Dalam perkara agama, dia menutup rapat-rapat usaha menghidupkan yang rasional.

Saya bingung kerana pada orang-orang semacam ini, saya dapati dua jenis penalaran yang saling berlawanan satu dengan lainnya dalam peribadi yang sama.

Bagaimana mungkin seseorang mengadopsi sikap yang saling bertentangan semacam ini?

Apakah ini bukan semacam gejala skizofrenia atau keterbelahan intelektual? Semacam gejala “cognitive dissonance”?

Dari mana asal-usul gejala semacam ini?

Apakah ini ada kaitan dengan methode pendidikan yang dipakai di sekolah-sekolah kita?

Saya selalu berfikir akan perlunya suatu  pendekatan ilmiah yang melihat pengetahuan sebagai kegiatan yang terbuka, boleh diuji, dikritik, disangkal dan diperbetulkan oleh siapa saja. Pengetahuan bukan semata-mata tradisi yang diwariskan turun-temurun, tetapi juga semacam pengertian yang diajukan oleh generasi terdahulu sebagai penjelasan yang sementara diatas suatu fenomena tertentu, dan boleh diperbetulkan oleh generasi berikutnya jika ditemukan penjelasan dan model lain yang lebih memuaskan.

Jika kita fikir secara positif kajian secara ilmiah itu amat baik maka pembaharuan atau tajdid itu semacam  bukan tindakan yg menyesatkan. Dalam pendidikan ilmiah, semua orang boleh menerima pengertian bahwa suatu teori atau model adalah semacam “hipotesis sementara” yang diajukan oleh seorang saintis untuk menjelaskan sebuah fenomena. Ia bukan model yang mutlak atau absolute sehingga haram untuk dikritik.

Bagi saya, pendekatan semacam ini lebih sihat kerana sesuai dgn watak masyarakat masakini yg sudah menjadi open society.

Tapi malangnya pengertian semacam ini tampaknya ditolak. Dlm agama,  biasanya lebih menekankan kpd  aspek2 ortodoksi dan ketaatan tradisi.

Saya harap agar situasi ini secara perlahan2 boleh diatasi.

admin.

1 comment:

  1. sampai bila masyarakat kita akan terus begini??apakah ada satu pendekatan untuk mengubah cara berfikir masyarakat kita khususnya para bijakpandai untuk mengubah cara berfikir dalam bab agama ini??

    ReplyDelete